Login Jamaah

Username

Password

  Lupa Password ?
Tidak punya akun ? Daftar Disini

Rekening Donasi

Bank Muamalat
no. rek. 0002 024 826
a. n. Yayasan Wisata Hati Jawa Tengah
Bank BRI Syariah
no. rek. 100 829 084
a. n. Yayasan Wisata Hati Jawa Tengah
Bank Mandiri
no. rek. 136 0000 1111 01
a. n. Yayasan Wisata Hati Jawa Tengah

PELUANG TERKABULNYA DOA DIHARI-HARI RAMADHAN

Ditulis oleh Admin, tanggal 11 Juli 2015 | pukul 05:43:49 PELUANG TERKABULNYA DOA DIHARI-HARI RAMADHAN
Ramadhan kesempatan begitu luas untuk berdoa kepada Allah subhaanahu wa taala. Dan waktu-waktu mustajab (saat doa berpeluang besar dikabulkan Allah) tersebar dalam beberapa momen khusus sepanjang Ramadhan..

ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Ada tiga golongan yang doa mereka tidak ditolak: (1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, (2) imam yang adil dan (3) doa orang yang dizalimi. (HR Tirmidzi 3522)

Subhanallah� Dalam hal berdoa orang berpuasa disetarakan dengan pemimpin yang adil dan orang terzalimi. Doa orang berpuasa mustajab. Didengar, tidak ditolak Allah subhaanahu wa ta�aala. Bahkan dikabulkan insyaAllah.

Setiap orang yang faham hadits ini sangat bergembira menyambut Ramadhan. Sebab itu berarti selama 29 atau 30 hari selama ia berpuasa peluang doanya dikabulkan Allah subhaanahu wa ta�aala sangatlah luas�

Dan terlebih lagi saat menjelang berbuka ketika menanti tibanya azan Magrib. Kita harus memanfaatkan waktu sebaiknya untuk berdoa saat itu. Maka, saudaraku, manfaatkan kesempatan emas menjelang berbuka dengan mengajukan berbagai permintaan kepada Allah ta�aala. Sebab sebagian masyarakat kita malah menghabiskan waktu dengan ngobrol tidak karuan menjelang magrib di bulan Ramadhan. Padahal coba perhatikan hadits berikut:

سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ يَقُولُ

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ

Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka. (HR Ibnu Majah 1743)

Lalu apakahlafal khususNabi shollallahu �alaih wa sallam menjelang ifthor berbuka puasa? Beliau membaca sebagaimana dijelaskan dalam hadits di bawah ini:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ

وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Jika Nabi Muhammad shollallahu �alaih wa sallam berbuka, ia berdoa: Dhahabazh-zhoma-u wab tallatil-uruq wa tsabbatal-ajru insyaa Allah. Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah. (HR Abu Dawud 2010)

Mengapa di dalam doa berbuka Nabi shollallahu alaih wa sallam mengatakan: �dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah.?

Karena sesungguhnya yang sangat diharapkan bukan semata kegembiraan pertama sewaktu berbuka di dunia, melainkan yang lebih diharapkan orang beriman ialah kegembiraan kedua yaitu saat bertemu Allah ta�aala di hari berbangkit kelak.

Dilihat Sebanyak : 0 Kali    |    Dikomentari : 0 Komentar
KIRIM KOMENTAR ANDA
Nama

Email

Komentar